Pada akhirnya para elit politik tak bisa menahan godaan untuk mulai meraba-raba kecenderungan psikologi massa dengan meniupkan angin politik ke arah agenda tertinggi dari pelaksanaan suatu hak angket: pemakzulan (impeachment) Presiden.
Pemakzulan adalah cara menjatuhkan presiden dengan menggunakan instrumen UUD. Sekalipun dipermukaan tampaknya sasaran tertinggi Pansus Angket Bank
Century adalah Wapres Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, tetapi sesungguhnya posisi politik Presiden adalah pertaruhan terakhir.
Secara teoritik, jatuhnya seorang kepala pemerintahan dalam system presidensial yang dipilih dalam pemilu langsung hanya bisa terjadi apa bila terdapat apa yang disebut oleh Anibal S Perez-Linan sebagai an structured street
coalition. Street Coalition (koalisi jalanan) ini adalah mobilisasimassa yang melibatkan massa rakyat dan kelas menengah.
Pemakzulan adalah cara menjatuhkan presiden dengan menggunakan instrumen UUD. Sekalipun dipermukaan tampaknya sasaran tertinggi Pansus Angket Bank
Century adalah Wapres Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, tetapi sesungguhnya posisi politik Presiden adalah pertaruhan terakhir.
Secara teoritik, jatuhnya seorang kepala pemerintahan dalam system presidensial yang dipilih dalam pemilu langsung hanya bisa terjadi apa bila terdapat apa yang disebut oleh Anibal S Perez-Linan sebagai an structured street
coalition. Street Coalition (koalisi jalanan) ini adalah mobilisasi
Dalam sistem politik dimana militer tidak lagi aktif berpolitik maka jatuhnya sebuah pemerintahan ditentukan oleh kombinasi antara suhu politik di DPR dan tekanan mobilisasi massa . Sampai saat ini DPR (Pansus Bank Century) belum memiliki modal politik yang
cukup untuk membuka jalan ke arah proses pemakzulan Presiden SBY.
Selama ini diyakini bahwa sistem presidensial relatif lebih stabildibandingkan dengan sistem parlementer. Tetapi belakangan muncul fenomena di Kawasan Amerika Latin yang menunjukkan bahwa dalam sistem presidensiil pun pemerintah bisa jatuh berkali-kali dalam satu periode pemilu.
cukup untuk membuka jalan ke arah proses pemakzulan Presiden SBY.
Selama ini diyakini bahwa sistem presidensial relatif lebih stabildibandingkan dengan sistem parlementer. Tetapi belakangan muncul fenomena di Kawasan Amerika Latin yang menunjukkan bahwa dalam sistem presidensiil pun pemerintah bisa jatuh berkali-kali dalam satu periode pemilu.
Di kawasan Amerika Latin sendiri, instabilitas politik memiliki dua wajah. Pertama, rejim politik jatuh bangun sepanjang dekade 70-an dan 80-an. Otoriatarianisme militer, otoritarianisme popular, demokrasi liberal. Kedua, setelah rejim politik demokrasi mulai stabil (saat ini Amerika Latin berada dalam rejim politik demokrasi gelombang ketiga), maka giliran pemerintah yang jatuh-bangun.
Sepanjang tahun 1990 – 2001 sembilan Presiden di kawasan Amerika Latintidak sempat menyelesaikan masa jabatannya. Khusus di Argentina, dua Presiden jatuh hanya dalam waktu dua minggu pada bulan Desember 2001 mengikuti krisis ekonomi dan inflasi yang tak terkendali. Jatuhnya para presiden di kawasan Amerika latin tersebut dikelompokkan oleh Anibal S Perez-Linan menjadi dua kasus.
Pertama, kemenangan masyarakat sipil atas Presiden yang otoriter (Guatemala ,
1999). Kedua, tragedi politik (Ekuador, 2000).
Seandainya pemerintahan SBY jatuh ( ini hanya perkiraan yang lebih mirip khayalan) akibat kasus Century maka sejak pemilu pertama 1999Indonesia telah mengalami dua kali impeachment. Berarti hanya ada satu periode sejak era reformasi seorang Presiden bisa menyelesaikan masa jabatannya tanpa dijatuhkan.
Dengan demikian sesungguhnyaIndonesia berada diambang pintu sistem politik
presdiensial yang tidak stabil yang mirip dengan kondisi Amerika Latin saat ini.
Sepanjang tahun 1990 – 2001 sembilan Presiden di kawasan Amerika Latintidak sempat menyelesaikan masa jabatannya. Khusus di Argentina, dua Presiden jatuh hanya dalam waktu dua minggu pada bulan Desember 2001 mengikuti krisis ekonomi dan inflasi yang tak terkendali. Jatuhnya para presiden di kawasan Amerika latin tersebut dikelompokkan oleh Anibal S Perez-Linan menjadi dua kasus.
Pertama, kemenangan masyarakat sipil atas Presiden yang otoriter (
1999). Kedua, tragedi politik (Ekuador, 2000).
Seandainya pemerintahan SBY jatuh ( ini hanya perkiraan yang lebih mirip khayalan) akibat kasus Century maka sejak pemilu pertama 1999
Dengan demikian sesungguhnya
presdiensial yang tidak stabil yang mirip dengan kondisi Amerika Latin saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar