Puluhan rumah rusak
Hujan deras disertai angin kencang, Senin (25/1) kemarin, mengakibatkan puluhan rumah warga di beberapa desa di Kabupaten Bangli dan Gianyar mengalami kerusakan karena diterjang angin puting beliung.
BANGLI (Patroli Post) - Selain merusakan rumah milik warga, angin puting beliung yang menerjang desa Tembuku Bangli, juga mengakibatkan beberapa pura (tempat ibadah umat Hindu) rusak parah. Tidak hanya itu, musibah alam tersebut juga menyebabkan beberapa ternak milik warga mati akibat tertimpa pohon.
Berdasarkan pantauan Patroli Post, di Dusun Penida Kaja, angin puting beliung mengakibatkan puluhan batang pohon jenis albesia dan bambu tumbang. Sementara itu di Dusun Sama Griya, terjangan angin disertai guyuran hujan yang sangat deras mengakibatkan rumah milik Made Kolen rusak parah. Bale dauh milik korban juga mengalami kerusakan cukup parah akibat tertimpa pohon albesia ukuran besar. Bagian atap rumah korban hancur dan temboknya retak–retak. Begitupula kandang ayam milik seorang warga, IB. Patra hancur rata dengan tanah.
Kejadian secara tiba-tiba itu juga mengakibatkan Gedong Penyimepenan di Pura Melanting, Desa Adat Sama Geria roboh. Sementara di Banjar PenidaKaja, rumah milik Mangku Mur (56) juga hancur akibat tertimpa puluhan bambu yang tumbuh di sisi barat rumahnya. Akibat bencana itu, korban mengalami kerugian sekitar Rp7 juta. Sementara IB. Patra dan Kolen mengalami kerugian puluhan juta rupiah.
Pura Puseh Tegalasah juga mengalami kerusakan , akibat tertimpa kayu yang tumbang, dan beberapa rumah milik warga Penida Kelod juga rusak terutama pada bagian atapnya.
Ditemui dilokasi kejadian, Mangku Mur mengatakan, sebelum kejadian memang sempat turun hujan, namun tidak terlalu deras. Tidak berselang lama, tanpa diduga–duga entah dari mana datangnya muncul hembusan angin yang cukup kencang dan membentuk pusaran. Kendati kejadian itu tidak begitu lama, namun sedikitnya tiga bagunan yakni bale dauh, garase mobil dan angkul-angkul milik Mangku Mur rusak parah.
Dengan kejadian ini, warga yang terkena musibah berharap agar pemerintah segera tanggap memberikan bantuan. Pasalnya, sejauh ini tidak ada petugas yang turun tangan untuk mebantu warga membersihkan lingkungan, rumah maupun tempat ibadah mereka dari hantaman pohon-pohon yang tumbang. “Rumah saya juga rawan banjir, saat musim hujan seperti sekarang saya tak nyenyak tidur. Oleh karena itu, saya berharap ada perhatian dari pemerintah,” pinta Mangku Mur.
Sementara IB. Putra mengaku masih cukup beruntung meski kandang ayamnya rata dengan tanah. Pasalnya, ketika bencana itu datang, ayam piharaannya sudah habis terjual. “ Untungnya saat musibah terjadi, semua ayam yang ada di dalam kandang sudah habis terjual. Bayangkan kalau saat kejadian itu ayam saya masih ada di kandang, tentu saya menderita kerugian cukup besar,” kata Putra, yang peternak ayam potong.
Sementara IB. Putra mengaku masih cukup beruntung meski kandang ayamnya rata dengan tanah. Pasalnya, ketika bencana itu datang, ayam piharaannya sudah habis terjual. “ Untungnya saat musibah terjadi, semua ayam yang ada di dalam kandang sudah habis terjual. Bayangkan kalau saat kejadian itu ayam saya masih ada di kandang, tentu saya menderita kerugian cukup besar,” kata Putra, yang peternak ayam potong.
Sementara itu Kapolsek Tembuku, Bangli, AKP I Made Sudanta yang dikonfirmasi membenarkan bahwa terjangan angin puting beliung tersebut telah merusakan beberapa rumah milik warga. Untuk itu, pihaknya kini sedang melakukan pendataan terhadap warga yang terkena musibah “Petugas sudah ke lokasi, dan kini sedang melakukan pendataan “ jelas Sudanta
Juga terjadi di Desa Taro
Sementara pada hari yang sama kejadian serupa juga dialami warga Dusun Pakuseba, Taro, Tegallalang, Gianyar. Hujan deras yang disertai angin puting beliung, telah memporak-porandakan hampir seluruh wilayah dusun setempat. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Namun sejumlah rumah warga mengalami kerusakan, disamping puluhan pohon tumbang, dan sejumlah ternak warga tertimpa pohon.
Dari pantauan koran ini, puluhan pohon yang tumbang dan melintang di jalan-jalan itu, sempat menutup akses menuju Dusun Pakuseba. Namun, hari itu juga warga bergotong royong melakukan pembersihan dan memotong-motong pohon menjadi beberapa bagian. Sementara itu, puluhan kebun cengkeh, pisang, bambu milik petani setempat juga bertumbangan.
“Saat kejadian, kami ngumpet di kolong tempat tidur, karena takut tertimpa oleh runtuhan tembok, atap serta genteng,“ jelas seorang warga, Wayan Gideon. Menurut dia, kejadian tersebut berlangsung sekitar 30 menit. Diawali hujan lebat, kemudian selanjutnya terdengar suara gemuruh. Mendengar suara gemuruh itu, warga langsung berlarian masuk ke dalam rumah untuk belindung. “Di dusun ini penduduknya memang tidak padat, sehingga tidak ada korban jiwa. Hanya saja, dari musibah itu banyak pohon yang tumbang. Kami juga bersyukur tidak ada warga yang terluka,“ jelasnya.
Lain halnya dengan I Nyoman Radi. Meksi dirinya dan keluarganya selamat dari amukan puting beliung, seekor sapi kesayangannya kini menderita luka dan patah di bagian punggung akibat tertimpa pohon albesia. Hal yang sama juga dialami tetangganya. “Beberapa ternak seperti babi, bebek didapati tertimpah pohon. Ada pula kandangnya yang roboh, terus ternaknya lepas,“ imbuhnya
Sementara itu, Kabid Penanggulangan Bencana Alam, Kesbangpolinmas Gianyar, Pande Suparta, S Sos menyatakan, begitu mendapat laporan adanya bencana, pihaknya langsung menurunkan petugas ke lapangan. Dari hasil pendataan sementara, pihaknya memastikan tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. “Jumlah rumah yang rusak, pohon tumbang dan kerusakan lainnya, masih sedang kami data di lapangan,“ jelasnya. sam/asn
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusntuk tidak memperparah keadaan alangkah baiknya dari sekarang diadakan penghijauan agar tidak terjadi spt ini lagi...kalau bukan dari sekarang kapn lagi.....
BalasHapus