SINGARAJA (Patroli Post) - Kekhusyukkan umat Hindu merayakan Hari Raya Kuningan, Sabtu (24/10) malam lalu, terganggu aksi bentrokan dua kelompok pemuda. Sejumlah pemuda dua dusun bertetangga, Dusun Sorga dan Dusun Carik Agung di Desa Lokapaksa Kecamatan Seririt, terlibat konflik dengan saling serang.
Akibat kejadian itu,tiga orang mengalami luka serius.Tidak itu saja,sepanjang malam sempat terjadi ketegangan dan suasana sangat mencekam. Pasalnya, berhembus isu akan ada penyerangan dari warga Dusun Sorga ke Dusun Carik Agung. Tak pelak,sejumlah warga dari Dusun Carik Agung terlihat siaga diruas jalan dusun tersebut, sambil menghunus pedang dan menenteng berbagai senjata lainnya.
Mereka mengaku tetap siaga,karena trauma atas peristiwa beberapa waktu lalu yang menyebabkan beberapa rumah mereka dibakar.Nyaris dalam waktu bersamaan,di Dusun Pemaroan,Desa Petemon,Kecamatan Seririt, juga terjadi aksi saling pukul dilokasi pesta miras. Akibatnya, Ketut Yasa (35) mengalami luka serius pada pelipis kanannya.
Informasi yang berhasil di himpun menyebutkan,bentrokan itu berawal saat warga dari dua dusun itu sedang menikmati Hari Raya Kuningan di Pantai Lokapaksa di sore hari. Kemudian, Kadek Parsana, warga Dusun Carik Agung,yang sedang mengendarai sepeda motornya,tiba-tiba melakukan aksi standing sambil memainkan gasnya sehingga memekakan telinga.
Melihat aksi itu, Putu Suran Jaya (28) warga Dusun Sorga,lantas menegur Kadek Parsana.Tidak terima dengan teguran itu,kemudian terjadi perang mulut yang berkahir dengan saling tantang dan dilanjutkan saling baku pukul yang mengakibatkan Kadek Parsana mengalami luka memar di wajah.Sementara,Putu Suran Jaya,terluka pada bagian tangan dan sikunya.
Keributan kemudian meluas hingga ke perempatan Desa Lokapksa.Sejumlah massa terlihat terkonsentrasi ditempat itu.Sialnya, saat yang bersamaan dari arah selatan muncul Kadek Suarthana (24), dik kandung Putu Suran Jaya,mengendarai sepeda motor,bermaksud membeli bensin untuk motornya.Akibatnya, Kadek Suarthana menjadi sasaran pemukulan warga Dusun Carik Agung yang marah atas pemukulan yang di lakukan oleh Putu Suran Jaya terhadap Kadek Parsana.
Kadek Suarthana sempat menjadi bulan-bulanan sebelum akhirnya diselamatkan oleh anggota polisi dari Polsektif Seririt.Tak urung,Kadek Suarthana mengalami luka pada lengan kanannya akibat terkena hantaman balok kayu.Tidak itu saja,salah seorang anggota DPRD Buleleng,Gede Witama alias Bakor,warga Desa Lokapaksa,turut menjadi korban pemukulan,karena bermaksud melerai perkelahian itu agar tidak semakin meluas.
Sementara,ditempat berbeda dalam waktu yang bersamaan,di Dusun Pemaroan,Desa Petemon,Kecamatan Seririt,juga terjadi aksi perkelahian yang mengakibatkan Ketut Yasa,warga yang beralamat di Banjar Bajera Sari,Desa Bajera,Kecamatan Selemadeg, Tabanan, mengalami luka yang cukup serius pada pelipis kanannya.Menurut,keterangan Ketut Yasa,yang asal Dusun Pemaroan itu,ia mengaku tidak mengetahui siapa yang melakukan pemukulan terhadap dirinya.
Sumber koran ini menyebutkan,peristiwa penganiayaan terhadapa Ketut Yasa itu bermula saat ia melakukan pesta miras dengan beberapa temannya.Lantas terjadi salah paham yang belanjut terjadi saling pukul.Diduga pelaku pemukulan adalah teman minum Ketut Yasa,bernama Ketut Suastawa.Oleh Ketut Yasa kasus ini kemudian dilaporkan ke Polsek Seririt.
Kaplosektif Seririt AKP Wayan Wetem,seizin Kaplores Buleleng AKBP Istiyono saat di konfirmasi koran ini Minggu (25/10) kemarin,membenarkan terjadinya dua peristiwa itu.Katanya,kejadian itu berawal dari kesalah pahaman biasa dan berbuntut perkelahian.”Benar,peristiwa itu memang berawal dari kesalah pahaman saja akibat ketersinggungan,sehingga terjadilah peristiwa itu,” kata Wetem.
Saat ini pihaknya tengah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi-saksi untuk kepentingan penyidikan.”Ya,sejumlah saksi sudah kita periksa,dan beberapa orang yang luka-luka sudah kita visum.Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya dari kedua peristiwa itu,”tandas Wetem. war
Minggu, 25 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar