PATROLI POST

Kabar Terbaru dari Bali

Kamis, 15 Oktober 2009

Alase Bali Kampanyekan Stop Pemiskinan Global

Alase Bali Kampanyekan Stop Pemiskinan Global

DENPASAR (Patroli Post) – Bertepatan dengan hari ketahanan pangan dan empat tahun kampanye anti pemiskinan global, Alasiansi LSM dan Elemen Masyarakat Sipil se-Bali (Alase Bali) menggelar kampanye untuk mendorong negara-negara di dunia merealiasikan kesepakatan deklarasi milineum yang butir-butirnya tertuang dalam Internasional Millenium Development Goals (MDGs).
Menurut Koorninator Alase Bali, I Nyoman Mardika, SS, kampanye ini bertujuan untuk memerangi kemiskinan dengan penguatan terhadap pangan dan merealisasikan kesetaraan gender. “Kedua hal itu yang menjadi faktor penyebab terjadinya kemiskinan,” ujarnya dalam jumpa wartawan di Forrest Club, Renon. Kamis (15/10) kemarin.
Lebih jauh Mardika menambahkan, didorongnya isu ketahanan pangan tak lepas dari wacana internasional yang sedang menjadi perhatian global. Dimana, lanjut Mardika, untuk negara-negara berkembang persoalan pangan mejadi isu sentral yang harus segera mendapat perhatian.
“Problem standarisasi regulasi internasional, melemahkan posisi negara dunia ketiga. Sehingga isu ini menjadi fokus perhatian global, terutama PBB,” tambahnya lagi.
Menurutnya, kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan target serta capaian dari MDGs. Selain itu, mendorong negara-negara didunia untuk memerangi kemiskinan dengan mengutamakan kelompok-kelompok rentan dan miskin. “Dengan begitu kita harapkan tepat pada waktunya, yakni 2015 berdasarkan kesepakatan tersebut, kemiskinan hanya tinggal sejarah masa lampau saja,” harapnya.
Pada kesempatan itu juga hadir Pauline Long, pegiat kemanusiaan dari Negeri Kangguru yang aktif mendorong realisasi kesepakatan itu bersama jaringan internasionalnya, termasuk Indonesia melalui Alase Bali.
Pauline mengatakan, isu ketahanan pangan dipilih karena dalam interval waktu 25 tahun terakhir, suplai pangan di seluruh dunia mengalami penurunan drastis. “Sehingga ini membutuhkan fokus perhatian dari pemerintah. Karena situasinya memang sangat kritis. Apalagi, hal tiu terakumulasi dengan persoalan urbanisasi dan perubahan iklim, semakin sulit untuk diurai,” terangnya.
Menurut Pauline, situasi kritis itu sudah merambah Bali . Dimana persoalan urbanisasi dan perubahan iklim menyebabkan kualitas air makin menurun. “Kalau tidak mendapat perhatian serius bisa jadi bom sosial di masyarakat,” tandasnya.
Kegiatan yang akan berlangsung mulai 16–10 Oktober ini akan dimeriahkan dengan pameran poster, pasar murah, pengobatan gratis, seni jalanan dan konser musik. Sedangkan diakhir acara akan ada aksi pembacaan petisi anti pemiskinan dan bangkit bersama yang akan dicatat dalam Guinness World Records yang dipusatkan dilapangan Puputan, Badung.
“Untuk itu kami berharap peran serta aktif seluruh masyarakat Bali dalam menyukseskan acara ini. Silahkan datang, tidak dipungut biaya. Yang terpenting, kegiatan ini untuk perbaikan nasib kita bersama,” tutup Mardika dan Pauline dengan kompak. bob

Tidak ada komentar:

Posting Komentar